Ulama besar dari Republik Yaman Habib Umar bin Hafidz menyatakan Islam tidak mengenal terorisme, karena agama dibawa Nabi Muhammad SAW itu penuh dengan perdamaian dan saling menghargai. "Islam itu bukan teroris, Islam adalah rahmat bagi sekalian alam. Teroris adalah istilah baru yang diciptakan orang-orang yang menginginkan kehancuran," katanya di Banda Aceh, Kamis.
Hal itu disampaikan Habib Umar saat memberi ceramah dihadapan ribuan warga usai memimpin zikir Akbar akhir tahun di Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Menurutnya, teroris yang dilekatkan pada dunia Islam selama ini hanya istilah dipopulerkan oleh media barat dan umat Islam diimbau tidak terpengaruh dengan hal itu.
Habib Umar mengatakan Islam tidak identik dengan pembunuhan, perusakan, mengumbar kebencian seperti dipahami oleh segelintir dunia barat. "Itu hanya perilaku orang-orang kufur," katanya.
Pembunuhan terjadi setiap hari di seluruh belahan dunia saat ini dinilai karena umat manusia di muka bumi sudah mengabaikan nur (cahaya) Islam dan keimanannya kepada Allah SWT. "Sesungguhnya itu terjadi karena jauhnya mereka dari nur Islam dan iman kepada Allah," kata ulama Syafi'ah itu.
Menurut Habib, Islam melarang umatnya saling membenci dan mencaci maki satu sama lain hanya karena perbedaan ajaran atau keyakinan, termasuk tidak dibenarkan membeci serta menghina agama lain. Allah SWT melarang umat Islam saling mencaci maki, bahkan mencaci maki Tuhan-Tuhan palsu kaum musyrikin sekalipun, karena cacian itu akan dibalas dengan cacian juga, sehingga menimbulkan kehancuran," ujar Habib Umar.
Islam, kata dia, juga melarang umatnya mengkafirkan orang lain meskipun dia sudah duluan disebut kafir oleh orang lain. Umat Islam khususnya penganut Ahlusunnah Waljamaah diimbau untuk tidak terlalu fanatik menganut suatu ajaran, sehingga akan menjadi sulit menerima perbedaan pendapat yang dikhawatirkan memicu perpecahan. "Ahlussunah Waljamaah menjanjikan kedamaian, tetapi Ahlussunah Waljamaah tidak mengajarkan penganutnya fanatik. Karena itu kita tidak harus mengejek-ejek ajaran lain," katanya.
Habib Umar mengimbau umat Islam khususnya penganut Ahlussunah Waljamaah untuk menjadi suri tauladan, sehingga ajaran yang dianutnya menjadi panutan bagi umat lain. "Tidak harus mencaci maki untuk mengakui ajaran kita," ujar dia. Habib Umar meminta umat Islam agar menanyakan sesuatu yang belum diketahuinya tentang Islam kepada ulama yang berkompeten dan tidak langsung menyalahkan setiap ada perbedaan.
Ulama Yaman itu juga mengimbau kepada umat Islam seluruh dunia agar menjadikan tsunami melanda Aceh 2004 yang merengut sekitar 230 ribu jiwa, sebagai bahan renungan mendekatkan diri kepada Allah SWT. "Tsunami itu hikmah dari Allah SWT untuk memberi tanda bahwa Tuhan itu ada," kata Habib Umar yang ikut berziarah ke kuburan massal korban tsunami selama di Aceh.
Hal itu disampaikan Habib Umar saat memberi ceramah dihadapan ribuan warga usai memimpin zikir Akbar akhir tahun di Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Menurutnya, teroris yang dilekatkan pada dunia Islam selama ini hanya istilah dipopulerkan oleh media barat dan umat Islam diimbau tidak terpengaruh dengan hal itu.
Habib Umar mengatakan Islam tidak identik dengan pembunuhan, perusakan, mengumbar kebencian seperti dipahami oleh segelintir dunia barat. "Itu hanya perilaku orang-orang kufur," katanya.
Pembunuhan terjadi setiap hari di seluruh belahan dunia saat ini dinilai karena umat manusia di muka bumi sudah mengabaikan nur (cahaya) Islam dan keimanannya kepada Allah SWT. "Sesungguhnya itu terjadi karena jauhnya mereka dari nur Islam dan iman kepada Allah," kata ulama Syafi'ah itu.
Menurut Habib, Islam melarang umatnya saling membenci dan mencaci maki satu sama lain hanya karena perbedaan ajaran atau keyakinan, termasuk tidak dibenarkan membeci serta menghina agama lain. Allah SWT melarang umat Islam saling mencaci maki, bahkan mencaci maki Tuhan-Tuhan palsu kaum musyrikin sekalipun, karena cacian itu akan dibalas dengan cacian juga, sehingga menimbulkan kehancuran," ujar Habib Umar.
Islam, kata dia, juga melarang umatnya mengkafirkan orang lain meskipun dia sudah duluan disebut kafir oleh orang lain. Umat Islam khususnya penganut Ahlusunnah Waljamaah diimbau untuk tidak terlalu fanatik menganut suatu ajaran, sehingga akan menjadi sulit menerima perbedaan pendapat yang dikhawatirkan memicu perpecahan. "Ahlussunah Waljamaah menjanjikan kedamaian, tetapi Ahlussunah Waljamaah tidak mengajarkan penganutnya fanatik. Karena itu kita tidak harus mengejek-ejek ajaran lain," katanya.
Habib Umar mengimbau umat Islam khususnya penganut Ahlussunah Waljamaah untuk menjadi suri tauladan, sehingga ajaran yang dianutnya menjadi panutan bagi umat lain. "Tidak harus mencaci maki untuk mengakui ajaran kita," ujar dia. Habib Umar meminta umat Islam agar menanyakan sesuatu yang belum diketahuinya tentang Islam kepada ulama yang berkompeten dan tidak langsung menyalahkan setiap ada perbedaan.
Ulama Yaman itu juga mengimbau kepada umat Islam seluruh dunia agar menjadikan tsunami melanda Aceh 2004 yang merengut sekitar 230 ribu jiwa, sebagai bahan renungan mendekatkan diri kepada Allah SWT. "Tsunami itu hikmah dari Allah SWT untuk memberi tanda bahwa Tuhan itu ada," kata Habib Umar yang ikut berziarah ke kuburan massal korban tsunami selama di Aceh.
saya cuma mahu bertanya, apa kamu marah tak kepada orang malaysia sedangkan saya hormat kepada bangsa serumpun kita..bagi saya kita sama, saudara sebangsa malahan seagama..saya puji kamu kerana sudi memberi komen malahan membaca entry2 saya..saya cuma mahukan jawapan yang jujur dari kamu?? Apa kamu juga tidak sukakah keapada orang2 di negara kami..
ReplyDeleteSangat setuju gan,,, saling menghormati antar pemeluk umat beragama akan menciptakan perdamaian,,,,
ReplyDelete