JARINGAN televisi dan produsen elektronik hiburan di AS, saat ini tengah mempersiapkan upaya peluncuran besar-besaran, sebuah produk teknologi tinggi (hi-tech) membawa penampilan teknik tiga dimensi (3D) dari layar perak ke layar kaca ruang keluarga. CEO Dream Works Animation, Jeffrey Katzenberg mengatakan, tahun 2010 akan menjadi tahun pertama teknologi 3D dapat dibawa ke rumah. ”Saya begitu terobsesi pada teknologi elektronik, dan berkomitmen dalam hati akan membuat versi film-film 3D untuk semua film masa depan,” ujarnya.
Sekarang para penikmat hiburan, akan berbondong-bondong mencari televisi tiga dimensi (TV 3D). Vizio baru saja mengumumkan, perusahaannya mengeluarkan produk TV 47 inci, berkemampuan 3D. Setelah diperhitungkan pengeluaran biaya produksi, maka ditetapkan harga TV 3D untuk ukuran tersebut adalah 1.999 dolar AS per unit. Hingga tahun 2018, para konsumen akan menghabiskan koceknya hingga 17 miliar dolar AS untuk membeli TV 3D. Dengan penemuan teknologi baru tersebut, para produsen dan produser hiburan, dipastikan akan berusaha mengikatkan diri dengan teknologi yang dibutuhkan di tengah panggung besar Consumer Electronics Show. Teknologi TV 3D ini merupakan hasil penemuan para ahli, Sony dan Imax. Mereka mengatakan, para ahlinya bersama-sama mengadakan penelitian selama empat tahun terakhir ini. Penelitian itu terutama dalam menciptakan sebuah micro-chip, yang disambungkan pada saluran kabel 3D. Pencarian ini pada awalnya sungguh sulit, karena dari teknologi layar lebar di "push" dalam micro-chip agar masuk dalam tabung yang akan memancarkan gambar 3D . Proses ini tidak sesederhana itu, karena membutuhkan ketelitian dan keapikan luar biasa. Bila diuraikan secara detil dengan tulisan akan membutuhkan berlembar lembar coretan. ”Dua tahun lalu orang orang masih membicarakan bahwa pencarian teknologi 3D (TV) mungkin akan sulit diwujudkan,” kata CEO Sony Howard Stringer, Selasa (5/1).
Momentum pencarian teknologi 3D dalam enam bulan terakhir, mulai terbuka setelah kuncinya ditemukan. Saat ini ada ratusan film (dalam versi 3D), yang siap digulirkan untuk mengisinya. ”Semakin banyak kesuksesan yang kita miliki, semakin mudah bagi kami untuk meng-upgrade film jadi 3D, termasuk 3D konser dan video games,” kata Howard.
Bulan ini produser TV ESPN, mengumumkan rencananya untuk meluncurkan sebuah jaringan 3D pada sesi program olahraga. Dimulai dengan Piala Dunia sepak bola di Afrika Selatan, termasuk ”Summer X Games” (olah raga ekstrem) dan sepak bola, basket antar perguruan tinggi juga akan ditayangkan dalam bentuk 3D. Stasiun ESPN 3D sudah memiliki paling sedikit 85 acara olah raga tayangan langsung (live) dalam bentuk 3D, dan jaringan Walt Disney. Sementara itu, miliarder Mark Cuban mengatakan, saluran kabel HDNet akan segera menguasai sebagian besar acara-acara utama pada akhir pekan pertunjukan di 3D.
Menyambut kehadiran TV3D, Acer, dan Asus, produsen komputer terbesar di dunia pun, meluncurkan komputer yang menampilkan 3D. Banyak penggemar video game 3D yang berminat untuk memiliki komputer jenis ini. ”Semua orang gembira, gambar yang dihasilkan bergerak 3D, ke hampir seluruh platform dalam video di dalamnya,” kata Katzenberg. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah komputer baru, yang sekaligus bisa digunakan untuk menonton pertunjukan 3D. Begitu juga para pelanggan TV kabel, satelit, dan perusahaan telefon, mungkin akan perlu satu set-top box. Perusahaan Panasonic, Sony, Samsung, Mitsubishi, Vizio, dan LG, lewat juru bicaranya masing-masing mengungkapkan, siap untuk mempelajari televisi kabel 3D dan Blu-ray player pekan ini .
**
TAHUN 2014, diperkirakan 45 persen dari seluruh rumah tangga AS akan memiliki televisi 3D, naik cukup signifikan dari hanya 3 persen pada tahun ini. Hal itu diprediksi oleh perusahaan riset Consulting Futuresource. Consumer Electronics Association memperkirakan, hampir 2,2 juta TV 3D akan dijual tahun ini. Sekitar satu dari empat orang dewasa, yang disurvei secara online baru-baru ini telah melihat film 3D atau peristiwa di layar lebar. Sebanyak 53persen pelanggan mengatakan, mereka ingin menonton acara televisi 3D di rumah. Satu dari empat orang mengatakan, mereka berencana untuk membeli sebuah TV 3D dalam tiga tahun mendatang.
”Setelah migrasi dari TV hitam putih menjadi warna, dan dari analog ke digital, ada sebuah reformasi teknologi tinggi. Televisi kemudian meningkat ke teknologi 3D, adalah batas akhir bagi teknologi televisi,” kata Vice President Panasonic Bob Perry. Untuk saat ini, berbagai teknologi 3D, semuanya harus mengenakan kacamata khusus. Anda biasanya mengawasi dua gambar terpisah; teknologi trik mata penonton melihat kedalaman. Kini para ahli tengah melanjutkan penelitiannya, untuk memungkinkan menonton 3D tanpa kacamata. Akan tetapi, penelitian itu akan cenderung mengambil waktu beberapa tahun sebelum teknologinya siap untuk diluncurkan.
Dengan margin keuntungan yang lebih tipis dari layar datar, tak heran produsen TV 3D menempuh berbagai cara agar konsumen mau membuka dompet mereka. Namun, membujuk orang membeli TV 3D, mungkin adalah hal yang sulit. Banyak konsumen baru hanya mampu membeli sebuah HDTV dan Blu-ray player,dan tidak kuat membeli TV 3D karena harganya yang masih selangit. Selain itu, mereka mungkin tidak mampu, menggantikan model TV begitu cepat, karena butuh biaya besar untuk membelinya.
Analis In-Stat Michelle Abraham, menemukan sekitar 25 persen dari konsumen tidak akan membayar ekstra untuk sebuah TV 3D di atas non-3D TV. Hasil survei lainnya, sebanyak 43 persen mengindikasikan mereka hanya akan membayar premi kurang dari 200 dolar AS. Selain itu, hanya 11 persen yang akan menyiapkan dana sebesar 400 dolar AS sampai dengan 999 dolar AS, sebagai biaya tambahan. Sementara hanya 3 persen, yang akan membayar tambahan sebesar 1.000 dolar AS atau lebih.
Pengembangan Industri elektronik ini, kemajuannya didukung oleh selera konsumen. Bagi mereka yang biasa menonton film 3D di multiplex setempat, tentu akan menginginkan membeli sebuah TV3D. Untuk mengisi kebutuhan materi TV3D, Hollywood pun merencanakan untuk merilis film 3D baru, dalam beberapa bulan mendatang. Katzenberg mengatakan, film Avatar, yang dibuat dalam bentuk 3D merupakan saingan studio Fox. Bulan lalu, Blu-ray Disc Association , juga mengadopsi standar industri yang dapat digunakan untuk studio 3D. ***
This is a very useful blog. Thank you for this blog. In my opinion 3d television have one big problem. 3D television effect on the eyes.
ReplyDeleteWhen you take into the account that the human eye wasn’t created with television in mind, you can quickly see how eye troubles can be caused from it. Whether 3d or not, studies show that prolonged television watching will weaken and strain the eye. Once you factor in special lighting, animation effects and other computer related technologies it’s not hard to imagine the negative role 3d plays on the eyes.
ReplyDelete