Monday, November 22, 2010

Angklung Dalam Kurikulum Sekolah

Setelah penantian yang cukup panjang, akhirnya 18 November 2010, Kota Nairobi Kenya di Afrika Timur menjadi saksi dalam peresmian dan penetapan angklung sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia oleh PBB. Sebagai urang Sunda dan orang Indonesia kita bersyukur dan berbangga diri karena alat musik asli Jawa Barat ini telah mendapat tempat terhormat dan mendapat pengakuan di jagat raya. Kita sudah sepantasnya bersyukur karena untuk menempatkan angklung menjadi warisan budaya dunia bukanlah suatu pekerjaan mudah. Pasalnya, untuk memperoleh pengakuan dan pengukuhan itu harus melalui proses penelitian, penelusuran dokumen, dan penilaian dari seluruh anggota UNESCO yang jumlahnya 147 negara.

Sungguh butuh perjuangan dan perjalanan yang panjang agar angklung ini dapat diakui sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia. Perjuangan panjang yang dimaksud di antaranya Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata melalui Dirjen Seni dan Nilai Tradisional harus mengumpulkan dokumen-dokumen sejarah yang membuktikan bahwa angklung memang berasal dari Indonesia. Beruntung Dirjen Seni dan Nilai Tradisional berhasil menemukan dan membuktikan dokumen penting tersebut. Salah satu dokumen penting adalah terdapatnya prasasti yang menunjukkan bahwa angklung pertama kali ada dan ditemukan di Sukabumi Jawa Barat pada 1903 dan pernah dipersembahkan sebagai cendera mata kepada Raja Thailand.

Pengukuhan angklung oleh badan PBB sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia ini sekaligus menambah daftar mata budaya Indonesia yang masuk warisan budaya dunia. Angklung merupakan daftar mata budaya keempat Indonesia yang sudah diakui sebagai warisan budaya dunia setelah sebelumnya pengakuan terhadap wayang, keris, dan batik. Setelah berhasil memperjuangkan pengakuan angklung oleh dunia, apakah sudah selesai perjuangan? Tentu saja belum! Perjalanan ke depan setelah angklung resmi dikukuhkan sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia tentu bangsa Indonesia masih memiliki satu tantangan dan kewajiban untuk terus berjuang agar angklung ini lestari. Suatu perjuangan yang masih terasa cukup berat ketika bangsa ini harus mewariskan alat musik goyang berbahan dasar bambu ini kepada generasi muda penerus bangsa.

Tak dapat dimungkiri, keberadaan dan kelestarian angklung di masa depan berada di tangan anak-anak sekarang sebagai generasi penerus bangsa di masa depan. Pengenalan dan pembelajaran angklung sejak dini menjadi prioritas utama yang harus dilakukan agar anak-anak menguasai dan mahir dalam memainkan angklung. Jika sudah mengenal dan menikmati seni angklung, tentu anak-anak akan memiliki rasa mencintai dan memiliki terhadap angklung.

Terdapat satu hal yang cukup menggembirakan dalam hal pelestarian angklung, yaitu Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan cukup antusias dan memiliki kepedulian dalam upaya terus melestarikan angklung. Menurut dia, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan memasukkan angklung ke kurikulum sekolah sebagai mata pelajaran muatan lokal. Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga akan mendukung pelestarian angklung dengan membangun gedung pertunjukan khusus.

Pernyataan gubernur layak diberi apresiasi. Rencana pemerintah untuk memasukkan kesenian angklung ke kurikulum sekolah patut segera ditindaklanjuti secara serius. Untuk mendukung rencana baik ini tentu saja diperlukan komitmen bersama dari semua pihak. Kebijakan untuk menjadikan kesenian angklung sebagai salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah-sekolah merupakan salah satu upaya yang efektif dalam rangka pengenalan dan pembelajaran angklung sejak dini. Dengan cara memasukkan kesenian angklung ke kurikulum sekolah atau menjadikan bagian dari pelajaran ekstra di sekolah, diharapkan kesenian angklung akan menjadi bagian seni budaya yang hadir di setiap sekolah sehingga angklung menjadi dekat dengan siswa. Sekolah tentu saja menjadi tempat yang dapat diandalkan karena keberadaannya tersebar di seluruh pelosok. Dengan demikian, sekolah sangat memungkinkan untuk dijadikan sebagai tempat pengenalan dan pembelajaran kesenian angklung sejak dini kepada anak-anak dibandingkan dengan tempat lainnya.

Perlu diketahui, masuknya kesenian angklung sebagai kurikulum di sekolah sebenarnya sudah dilakukan sejak era pemerintahan Orde Baru. Hal itu tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 1968 yang mewajibkan angklung sebagai pendidikan kesenian di sekolah seluruh Indonesia. Akan tetapi, alunan merdu angklung sebagai pendidikan kesenian wajib di sekolah mulai terhenti sejak berakhirnya zaman Orde Baru. Sekarang merupakan saat yang tepat untuk mengaplikasikan kembali peraturan tersebut karena sampai detik ini pun peraturan menteri tersebut belum pernah dicabut.

Ironisnya, belakangan ini pendidikan kesenian angklung di sekolah yang dulu pernah dicanangkan di seluruh Indonesia sudah tergantikan dengan alat musik modern. Kini, pendidikan kesenian di sekolah lebih banyak menggunakan alat musik modern dengan alasan kemudahan mendapatkan sarana tersebut. Pendidikan kesenian angklung di sekolah pun sudah lama vakum sehingga berdampak kepada menurunnya jumlah tenaga pengajar, menjauhnya seni angklung dengan siswa, dan terhambatnya peredaran alat musik angklung di sekolah.

Namun, akan lebih ironis lagi jika rencana memasukkan angklung ke kurikulum sekolah yang dilontarkan oleh orang nomor satu di Jawa Barat tadi sekadar wacana yang tak teraplikasikan. Di negeri ginseng Korea Selatan saja yang notabene tidak punya budaya angklung justru memiliki kurikulum angklung yang resmi dipelajari di sekolahnya. Menurut kabar, ada sekitar 8.000 sekolah di Korea Selatan yang mempelajari angklung sebagai mata pelajaran. Bangsa lain sudah peduli terhadap angklung, kini saatnya bangsa kita memedulikannya!
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com

5 comments:

  1. salam sahabat
    wah hampir dipandang langka angklung dalam kurikulum memberikan peran penting,makasih infonya

    ReplyDelete
  2. Angklung bersama alat musik perkusi lainnya seperti drum, kendang atau kulintang, memang melatih sensor motorik kita. terutama bagi anak, mereka juga terbantu dalam penyerapan pelajaran di kelas plus menambah motivasi dan konsentrasi :)

    ReplyDelete
  3. Akhirnya diakui juga,,, perlu dilestarikan juga alat musik ini sebagai warisan nenek moyang,,,,

    ReplyDelete

Saya sangat menghargai Anda yang bersedia berkomentar di setiap postingan bolehngeblog