Wednesday, November 17, 2010

Membenahi Angkutan Umum di Solo

Membandingkan jumlah angkutan umum atau angkutan massal yang ada di Kota Solo dengan kota-kota besar, seperti Jakarta atau Bandung, rasanya jumlah angkutan umum di Kota Bengawan ini masih minim. Padahal angkutan massal merupakan salah satu upaya untuk mengantisipasi kemacetan. Keperluan akan angkutan massal dirasa perlu bagi kota-kota yang tingkat kemacetannya sudah kronis seperti di Jakarta.

Walau kemacetan di Solo memang belum tampak atau dalam tingkat yang biasa, penyediaan transportasi cenderung sangat perlu untuk menghindari kemacetan ke tingkat yang lebih kronis. Mengingat pula peningkatan volume kendaraan di Solo setiap tahun semakin meningkat, sehingga bukan tidak mungkin jika tingkat kemacetan di Kota Solo semakin tinggi.

Memang bukan jaminan penyediaan transportasi dalam jumlah banyak dapat menghindari atau mencegah terjadinya kemacetan. Kota-kota besar di Jawa Barat seperti Bogor atau Bandung yang memiliki jumlah angkutan yang besar, justru semakin memperparah tingkat kemacetan. Hal tersebut dikarenakan jumlah angkutan yang tidak dibatasi, dan sering berhenti di sembarang tempat.

Tetapi kasus tersebut berbeda dengan yang dialami di Kota Solo. Tingginya jumlah angkutan umum di kota-kota Jawa Barat juga dibarengi dengan tingginya jumlah penumpang. Berbeda dengan di Solo, peminat angkutan umum jumlahnya sangat minim. Bahkan angkutan umum yang baru saja dimiliki di Kota Solo, yakni Batik Trans Solo (BST) sangat minim peminat.
Bahkan beberapa armada angkutan milik swasta pun mulai mengalami penurunan, karena minimnya peminat.

Warga Solo lebih cenderung menggunakan kendaraan pribadi daripada angkutan umum. Salah satu faktor penyebabnya, pemerintah belum dapat menyediakan fasilitas angkutan yang nyaman dan murah. BST yang diharapkan dapat menjadi alternatif angkutan umum yang murah dan nyaman di Solo pun, dinilai masyarakat masih sangat mengecewakan. Bukan tidak mungkin Solo dapat mengikuti jejak Kota Jakarta atau Kota Bandungyang memiliki permasalahan kemacetan yang parah.

Lalu lintas di Solo dipandang masih dapat dibenahi sebelum terjadi permasalahan kemacetan yang parah. Apabila operasional BST dibenahi dan ditata dengan baik, serta pemerintah dapat menarik minat masyarakat untuk beraktivitas menggunakan angkutan umum, maka kemacetan jalan-jalan di Kota Solo dapat dihindari. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan penambahan koridor ke tujuan-tujuan yang sering dikunjungi dengan sekali bayar, sehingga dianggap murah

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com

8 comments:

  1. Memang pengaturan jalan raya perlu semakin ditingkatkan supaya gak semrawut. kunjungan balik dan salam kenal

    ReplyDelete
  2. wah sudah lama gak ke solo gan. Jogja juga sama makin padat aja.

    ReplyDelete
  3. perlu itu sob biar g macet hehehe..:)

    ReplyDelete
  4. @ wawanwae: bukan pak saya urban..urang bandung asli...

    ReplyDelete
  5. salam kenal :)
    masih mending solo, surabaya tambah semrawut bos :(
    oh ya ditunggu kunjungan balik di blog ane ya, sekalian tukeran link yuk :)

    ReplyDelete
  6. terakhir ke Solo, tata kotanya jauh lebih baik daripada tahun 2000an awal. Pengguna lalu lintas mau berhenti di lampu merah, ada budaya malu qeqeqe pasar dan kakilima tertata bagus berkat walikota Jokowi :)

    sektor transportasi publik tentu pekerjaan penting selanjutnya karena jumlah kendaraan makin banyak dan tidak sebanding dengan pertumbuhan panjang jalan :)

    ReplyDelete

Saya sangat menghargai Anda yang bersedia berkomentar di setiap postingan bolehngeblog