Monday, November 15, 2010

Pesan Damai Suu Kyi

Setelah lima belas tahun menjadi tahanan di rumahnya sendiri, Aung San Suu Kyi (65) akhirnya menghirup udara bebas, Sabtu (13/11). Kehadiran Suu Kyi di halaman rumahnya di tepi danau, langsung dielu-elukan ribuan massa pendukungnya yang menunggu sejak beberapa hari sebelumnya. Jutaan warga Myanmar lainnya turut bersorak bahagia.

Kemerdekaan pejuang demokrasi dan hak asasi manusia di Myanmar ini juga disambut pemimpin negara-negara demokrasi. Demikian pula jutaan orang di seluruh dunia ramai membincangkan peristiwa ini, sehingga menjadi topik populer di jejaring sosial semacam Twitter dan Facebook.

Kita pun sebagai negara yang mempraktikkan demokrasi, turut menyambut peristiwa ini dengan sukacita. Besar harapan kita, Suu Kyi bisa lebih aktif menyebarkan pesan-pesan antikekerasan di negerinya, sebagaimana dahulu dipraktikkan Mohandas Karamchand Gandhi atau Mahatma Gandhi saat memperjuangkan gerakan kemerdekaan India.

Nama Aung San Suu Kyi yang berarti juga "untaian kemenangan yang cemerlang" mengandung kekuatan yang mendorongnya untuk tetap teguh mempertahankan prinsip dan pendirian. Kendati kehidupannya di Inggris relatif sudah mapan, ia memilih kembali ke tanah air untuk mengawal masa depan bangsanya.

Kita bersimpati dengan beban yang ditanggung pundak Suu Kyi. Meskipun Partai Liga Nasional untuk Demokrasi yang dipimpinnya memenangi pemilihan umum 1990, wanita yang akrab dipanggil "bibi" oleh para pendukungnya ini, justru ditahan dan dipenjara oleh yunta militer yang sekaligus juga mengambil alih kekuasaan. Kehidupannya semakin pedih karena suami tercinta (hingga akhir hayatnya) dan dua anaknya yang berada di luar negeri dilarang menemuinya.

Kendati menyandang status musuh negara nomor satu, api semangat hidupnya tidak kunjung padam. Ia terus berjuang dengan caranya sendiri. Berbeda dengan Gandhi yang tak pernah mendapatkan hadiah Nobel, Suu Kyi dianugerahi Nobel Perdamaian pada 1991.

Latar belakang kehidupannya yang pantang menyerah pantas kita jadikan cermin untuk menata demokrasi dan hak asasi manusia ke depan. Pesan-pesannya yang antikekerasan adalah pesan universal yang selayaknya tertanam dalam-dalam di sanubari umat manusia.

Kita akui, pembebasan Suu Kyi belum membawa perubahan berarti bagi kondisi politik Myanmar. Negeri yang dahulu bernama Burma ini masih tetap dipimpin penguasa militer dan masih ada ribuan aktivis politik lainnya yang ditahan semena-mena.

Meskipun demikian, kita bisa ikut menggemakan pesan-pesan perdamaian Suu Kyi. Salah satunya seperti yang dilakukan Burma Campaign UK yang melalui situsnya tengah menggalang dukungan moral dari komunitas internasional. Mereka mengumpulkan pos-el (e-mail) para simpatisan dari seluruh dunia untuk ditujukan kepada Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon. Harapannya, PBB dapat menekan pemerintah berkuasa Myanmar, agar bersedia melakukan dialog dengan Aung San Suu Kyi dan kelompok etnik lainnya.

Politik kita memang tidak memperkenankan untuk mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Akan tetapi, kita berharap pemerintah bisa memanfaatkan wadah kerja sama Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk mendorong berlangsungnya dialog positif di Myanmar yang juga menjadi anggotanya. Posisi kita sangat strategis karena mulai tahun depan akan memimpin ASEAN. Semoga Suu Kyi dan rakyat Myanmar mendapatkan yang terbaik.
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com

0 comments:

Post a Comment

Saya sangat menghargai Anda yang bersedia berkomentar di setiap postingan bolehngeblog