Sampai hari ini kita masih saja mendengar tenaga kerja wanita (TKW) disiksa di negeri orang. Bukan hanya mereka yang ada di Hong Kong, Singapura, Malaysia tetapi juga yang paling sering Arab Saudi. Ada yang diseterika punggungnya, disiram air panas, diperkosa, dan lain-lain. Nasib yang sama menimpa Sumiati binti Salam Mustafa. Perempuan asal Dompu, NTB ini digunting bibirnya oleh majikan yang bernama Khalid Saleh Mohammad Al Hamimi.
Peristiwa mengenaskan itu selalu berulang-ulang bukan hanya di satu negeri, tetapi juga di banyak tempat. Penyiksaan yang kadangkala harus berakhir pada kematian tampaknya belum akan berhenti. Dua puluh tahun lalu kita telah mendengar nasib para TKW itu, bahkan banyak yang pulang dengan kondisi hamil. Tetapi, ketika zaman sudah beranjak seperti ini, toh perilaku barbar seperti itu tetap saja berlangsung, dan kita khawatir mereka sangat menikmati.
Sumiati dan banyak korban yang lain pada awalnya mendengar kisah indah tentang sebuah negeri yang kaya. Didengarnya, negeri yang kaya itu konon kabarnya adalah surga yang dipindahkan ke dunia. Semua tersedia, termasuk uang yang berkelimpahan. Maka, berbondong-bondonglah ribuan perempuan hebat yang rela meninggalkan kampung halaman, sanak keluarga, dan juga negaranya. Mereka memilih, dan tentu ada yang sukses dan gagal.
Sumiati, dan juga yang lain tidak mengerti benar, siapa tuan dan bagaimana perilakunya. Dengan kemampuan bahasa terbatas dan budaya yang sangat tidak dimengerti, perempuan-perempuan ini harus ”meladeni” tuan besarnya. Ada tuan besar yang baik, bahkan sangat baik. Tetapi, banyak juga yang barbar. Dengan kemampuan terbatas berhadapan dengan tuan besar yang barbar, apa yang terjadi kemudian? Kita menyaksikan dengan pedih sekali.
Maka, berhentilah bermimpi tentang negeri yang indah itu. Negara harus sekuat tenaga menghentikan mimpi-mimpi dari rakyatnya tentang negeri sebelah, tentang negeri indah, dan juga negeri berlimpah. Menjual tenaga sebagai pembantu rumah tangga di negeri orang harus mulai dikurangi. Jika memang tetap terpaksa, maka bekalilah dengan pengetahuan budaya dan ketrampilan yang cukup. Jika tidak, rakyat ini hanya jadi bulan-bulanan di negeri orang.
Terhadap kasus Sumiati binti Salam Mustafa, pemerintah Indonesia perlu lebih sigap dalam bereaksi. Indonesia harus lebih tegas dan meminta agar Arab Saudi lebih serius memberikan perlindungan kepada para pekerja. Sebaliknya, pemerintah perlu membatasi pengiriman TKW itu. Selebihnya, mereka juga perlu sedikit belajar dan memahami tentang hak asasi manusia (HAM) agar tidak dengan mudah menyiksa orang.
Peristiwa mengenaskan itu selalu berulang-ulang bukan hanya di satu negeri, tetapi juga di banyak tempat. Penyiksaan yang kadangkala harus berakhir pada kematian tampaknya belum akan berhenti. Dua puluh tahun lalu kita telah mendengar nasib para TKW itu, bahkan banyak yang pulang dengan kondisi hamil. Tetapi, ketika zaman sudah beranjak seperti ini, toh perilaku barbar seperti itu tetap saja berlangsung, dan kita khawatir mereka sangat menikmati.
Sumiati dan banyak korban yang lain pada awalnya mendengar kisah indah tentang sebuah negeri yang kaya. Didengarnya, negeri yang kaya itu konon kabarnya adalah surga yang dipindahkan ke dunia. Semua tersedia, termasuk uang yang berkelimpahan. Maka, berbondong-bondonglah ribuan perempuan hebat yang rela meninggalkan kampung halaman, sanak keluarga, dan juga negaranya. Mereka memilih, dan tentu ada yang sukses dan gagal.
Sumiati, dan juga yang lain tidak mengerti benar, siapa tuan dan bagaimana perilakunya. Dengan kemampuan bahasa terbatas dan budaya yang sangat tidak dimengerti, perempuan-perempuan ini harus ”meladeni” tuan besarnya. Ada tuan besar yang baik, bahkan sangat baik. Tetapi, banyak juga yang barbar. Dengan kemampuan terbatas berhadapan dengan tuan besar yang barbar, apa yang terjadi kemudian? Kita menyaksikan dengan pedih sekali.
Maka, berhentilah bermimpi tentang negeri yang indah itu. Negara harus sekuat tenaga menghentikan mimpi-mimpi dari rakyatnya tentang negeri sebelah, tentang negeri indah, dan juga negeri berlimpah. Menjual tenaga sebagai pembantu rumah tangga di negeri orang harus mulai dikurangi. Jika memang tetap terpaksa, maka bekalilah dengan pengetahuan budaya dan ketrampilan yang cukup. Jika tidak, rakyat ini hanya jadi bulan-bulanan di negeri orang.
Terhadap kasus Sumiati binti Salam Mustafa, pemerintah Indonesia perlu lebih sigap dalam bereaksi. Indonesia harus lebih tegas dan meminta agar Arab Saudi lebih serius memberikan perlindungan kepada para pekerja. Sebaliknya, pemerintah perlu membatasi pengiriman TKW itu. Selebihnya, mereka juga perlu sedikit belajar dan memahami tentang hak asasi manusia (HAM) agar tidak dengan mudah menyiksa orang.
salam sahabat
ReplyDeleteiya yach kalau di pikir sampai kapan yach hal ini perlu antisipasi pemerintah terkait dalam kasus penyiksaan,semoga menurun angka penyiksaannya yach.good luck